Sabtu, 25 Mei 2024

KENALI INOVASI TRANSFORMASI DIGITAL SEKOLAH DENGAN STRATEGI KOLOSE TTS (KOLaborasi, Olah dana, SElalu berusaha dan Tutor Teman Sebaya)



SMP Negeri 3 Pekalongan yang merupakan salah satu pelaksana program sekolah penggerak tahap dua di kota Pekalongan harus dapat bergerak lebih cepat termasuk dalam digitalisasi sekolah. Tantangan harus diubah menjadi kesempatan. Kepala sekolah memotivasi dan menggerakakan seluruh warga sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program digitalisasi sekolah. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya mewujudkan visi digitalisasi sekolah. Kepala sekolah bersama dengan tim digitalisasi sekolah, didukung oleh seluruh guru, karyawan, pengawas, peserta didik, orang tua siswa, komite sekolah dan pihak-pihak lainnya berkolaborasi menyusun strategi pengembangan program digitalisasi sekolah. Program Transformasi Digital Sekolah dengan Strategi KOLOSE TTS (KOLaborasi, Olah dana, SElalu berusaha dan Tutor Teman Sebaya) menjadi solusi untuk mengembangkan digitalisasi sekolah dan mempercepat proses akselarasi sekolah. 

LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN MELAKSANAKAN TRANSFORMASI DIGITAL SEKOLAH DENGAN STRATEGI KOLOSE TTS :

Strategi ini melibatkan secara aktif pihak-pihak yang terkait. Langkah- langkah yang dilakukan sekolah dengan strategi Kolose TTS :

1.    Kolaborasi yang harmonis antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,

siswa, orang tua siswa, komite sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan dan dinas lain yang terkait, pemerintah kota, masyarakat sekitar dan pihak-pihak lain yang terkait. Dengan pendekatan yang baik melalui interaksi dan komunikasi semua pihak memberi dukungan dan siap membantu sekolah untuk mewujudkan visi digitalisasi sekolah.

2.    Olah dana dilakukan dengan tepat dan cermat tanpa mengabaikan kebutuhan

sekolah lainnya. Anggaran untuk kebutuhan program inovasi transformasi digitalisasi sekolah menjadi prioritas setiap tahun anggaran. Dana bantuan pemerintah baik dari BOS BOS regular, BOS kinerja maupun dana yang diperoleh dari partisipasi orang tua selalu menganggarkan untuk kebutuhan program inovasi transformasi digital sekolah. Kebutuhan peningkatan kompetensi digital pendidik, tenaga kependidikan dan siswa menjadi prioritas utama. Selain pemenuhan sarana prasarana IT dalam upaya memfasilitasi kebutuhan kegiatan pembelajaran.

3.    Selalu berusaha untuk mewujudkan visi digitalisasi sekolah dan mengatasi

tantangan dengan berbagai cara, antara lain: (1) mengajukan proposal ke berbagai perusahaan, mengajukan bantuan pada pihak-pihak terkait.  (2) mengadakan pelatihan/IHT untuk pendidik dan tenaga kependidikan dan kegiatan Sabtu Berbagi Bergerak-Berkolaborasi-Berprestasi (Saber B3) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Kompetensi guru yang semakin meningkat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi digital. (3) Mengadakan studi tiru ke sekolah lain terkait dengan implementasi penggunaan teknologi khususnya Google for Education. (4) Membentuk Tim Digitalisasi sekolah, yang turut aktif mengembangkan digitalisasi sekolah dan siap menjadi traineer di sekolah sendiri maupun di sekolah-sekolah sekitarnya. (5) Menerapkan berbagai strategi untuk memotivasi siswa belajar teknologi, antara lain dengan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui kegiatan membuat permainan dengan menggunakan produk google. Siswa sangat antusias belajar menggunakan perangkat digital. Keberagaman pemanfaatan media teknologi yang melibatkan siswa untuk merancang ide dan kreativitas pembelajaran inovatif sebagai bentuk perwujudan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Pengguanaan Google Workspace digunakan untuk peningkatan literasi dan numerasi siswa, seperti: Menyediakan eBook yang tersemat dalam Google Site, Melakukan asesmen diagnostik dengan fitur asesmen murid pada PMM yang terintegrasi dengan Google Form (tersemat di Google Classroom), Pembuatan beragam media ajar dan aktivitas pembelajaran blended learning dengan Google Classroom, Google Slide, Google Docs, Google Spreadsheet, Google Sites, Google Jamboard, Google Meet, dan Google Bard AI, Pembuatan asesmen dengan Google Form, Manajemen File dengan  Google Drive menggunakan akun belajar.id, (6) Mengikuti berbagai kompetisi untuk memotivasi pendidik, tenaga Pendidikan dan siswa untuk lebih berprestasi. Kepala Sekolah senantiasa memotivasi, memfasiltasi dan menganggarkan kegiatan yang mendukung semua warga sekolah bisa berprestasi. Kompetisi yang didikuti antara lain; Lomba Inovasi digital yang diselenggarakan oleh Google for Education dan lomba Adoption PMM terbaik di kota Pekalongan.

4.    TTS (Tutor Teman Sebaya/Sejawat)

Kegiatan pelatihan dan Sabtu berbagi lebih efektif dan efisien dengan metode tutor teman sebaya. Guru yang telah menguasai teknologi digital dengan baik berbagi ilmu dan keterampilan pada teman-teman guru yang belum menguasai dengan baik. Belajar PMM bersama diawali dengan memberikan pelatihan membuat aksi nyata menggunakan canva. Guru sangat antusias dan tertarik belajar membuat aksi nyata menggunakan canva. Hal ini sangat memotivasi guru untuk terus belajar PMM, hal ini terbukti SMPN 3 Pekalongan memperoleh penghargaan sebagai sekolah dengan adoption rates terbaik di kota Pekalongan.


SUMBER DAYA DAN MATERI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN             STRATEGI :

Sumber Daya sekolah merupakan kekuatan sekolah dalam  mewujudkan visi digitalisasi sekolah. Sumber daya di SMPN 3 Pekalongan, antara lain:

1.    Sumber Daya Manusia: Kepala Sekolah Penggerak, Tim Digitalisasi Sekolah,

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pengawas Bina/sekolah, Orang tua siswa, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Dinas terkait, Pemerintah Kota Pekalongan dan Masyarakat sekitar.

2.    Sarana Prasarana yang cukup memadai (komputer, listrik, internet) untuk

     memfasilitasi pengembangan digitalisasi sekolah

3.    Lingkungan Sekolah yang mendukung sebagai sekolah penggerak, sekolah adiwiyata, sekolah ramah anak, dan pelaksana program roots

4.    Keuangan: BOS Reguler, BOS Kinerja, partisipasi orang tua siswa 

5.    Keterlibatan siswa, ortu siswa, dan komite sekolah, mulai dari proses

perancangan digitalisasi sampai dengan pelaksanaan, refleksi dan evaluasi program sekolah


DAMPAK PENERAPAN TRANSFORMASI DIGITAL SEKOLAH DENGAN STRATEGI KOLOSE TTS

Dampak penerapan strategi Kolose TTS dalam program inovasi teransformasi digital di SMPN 3 Pekalongan terbukti sangat efektif,  hal ini dibuktikan dengan:

1.    Meningkatnya kompetensi teknologi digital siswa.

Siswa dapat membuat permainan dengan menggunakan produk google. Pembelajaran berbasis teknologi membuat siswa antusias untuk belajar. Selain itu keterampilan belajar siswa terus dilatih dengan merujuk pada Profil Pelajar Pancasila. Keterampilan yang dilatih yaitu siswa mampu berpikir kritis dan kreatif, mampu mengidentifikasi masalah dan solusi yang kreatif, mampu berpikir lateral dan menemukan solusi yang tidak terduga, mampu mengevaluasi solusi secara objektif, komunikasi yang efektif, mampu menyampaikan ide dan argumen secara jelas dan meyakinkan, mampu mendengarkan dan memahami pendapat orang lain, mampu bekerja sama dalam tim untuk menghasilkan produk atau karya yang berkualitas, kerja sama, mampu berkontribusi dan menyelesaikan tugas bersama-sama, mampu menghargai perbedaan pendapat, mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

2.    Meningkatnya kompetensi teknologi digital pendidik dan tenaga kependidikan.

Dalam jangka waktu 2 bulan 2 prestasi dicapai oleh SMPN 3 Pekalongan, yaitu sebagai sekolah Terbaik dalam Pelatihan Transformasi Digital Sekolah dari Google for Education dan Sekolah dengan Adoption Rates PMM Terbaik Jenjang SMP di Kota Pekalongan.  Kemampuan guru yang semakin meningkat diikuti dengan kegiatan pembelajaran yang difasilitasi guru semakin kreatif dan inovatif menggunakan berbagai teknologi digital.

3.    KS, guru dan tenaga kependidikan semakin termotivasi   meningkatkan manajemen dan promosi sekolah menggunakan teknologi digital. Pembuatan Microsite merupakan upaya pemanfaatan digitalisasi sekolah untuk mengurangi penggunaan kertas dan pemantauan yang mudah dari kepala sekolah dan pengawas. Promosi sekolah melalui media sosial juga semakin diperluas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar