LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN MELAKSANAKAN TRANSFORMASI DIGITAL SEKOLAH DENGAN STRATEGI KOLOSE TTS :
Strategi ini melibatkan secara aktif pihak-pihak yang terkait. Langkah- langkah yang dilakukan sekolah dengan strategi Kolose TTS :
1.
Kolaborasi yang harmonis antara kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan,
siswa, orang tua siswa,
komite sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan dan dinas lain yang terkait,
pemerintah kota, masyarakat sekitar dan pihak-pihak lain yang terkait. Dengan
pendekatan yang baik melalui interaksi dan komunikasi semua pihak memberi
dukungan dan siap membantu sekolah untuk mewujudkan visi digitalisasi sekolah.
2.
Olah dana dilakukan dengan tepat dan cermat tanpa
mengabaikan kebutuhan
sekolah lainnya. Anggaran
untuk kebutuhan program inovasi transformasi digitalisasi sekolah menjadi
prioritas setiap tahun anggaran. Dana bantuan pemerintah baik dari BOS BOS
regular, BOS kinerja maupun dana yang diperoleh dari partisipasi orang tua
selalu menganggarkan untuk kebutuhan program inovasi transformasi digital
sekolah. Kebutuhan peningkatan kompetensi digital pendidik, tenaga kependidikan
dan siswa menjadi prioritas utama. Selain pemenuhan sarana prasarana IT dalam
upaya memfasilitasi kebutuhan kegiatan pembelajaran.
3.
Selalu berusaha untuk mewujudkan visi digitalisasi sekolah
dan mengatasi
tantangan dengan
berbagai cara, antara lain: (1) mengajukan proposal ke berbagai perusahaan,
mengajukan bantuan pada pihak-pihak terkait.
(2) mengadakan pelatihan/IHT untuk pendidik dan tenaga kependidikan dan
kegiatan Sabtu Berbagi Bergerak-Berkolaborasi-Berprestasi (Saber B3) bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi guru. Kompetensi guru yang semakin meningkat dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi digital. (3) Mengadakan studi
tiru ke sekolah lain terkait dengan implementasi penggunaan teknologi khususnya
Google for Education. (4) Membentuk Tim Digitalisasi sekolah, yang turut aktif
mengembangkan digitalisasi sekolah dan siap menjadi traineer di sekolah sendiri
maupun di sekolah-sekolah sekitarnya. (5) Menerapkan berbagai strategi untuk
memotivasi siswa belajar teknologi, antara lain dengan mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan membuat permainan dengan menggunakan
produk google. Siswa sangat antusias belajar menggunakan perangkat digital. Keberagaman
pemanfaatan media teknologi yang melibatkan siswa untuk merancang ide dan
kreativitas pembelajaran inovatif sebagai bentuk perwujudan pembelajaran yang
berpihak pada siswa. Pengguanaan Google Workspace digunakan untuk peningkatan
literasi dan numerasi siswa, seperti: Menyediakan eBook yang tersemat dalam
Google Site, Melakukan asesmen diagnostik dengan fitur asesmen murid pada PMM
yang terintegrasi dengan Google Form (tersemat di Google Classroom), Pembuatan
beragam media ajar dan aktivitas pembelajaran blended learning dengan Google
Classroom, Google Slide, Google Docs, Google Spreadsheet, Google Sites, Google
Jamboard, Google Meet, dan Google Bard AI, Pembuatan asesmen dengan Google Form,
Manajemen File dengan Google Drive
menggunakan akun belajar.id, (6) Mengikuti berbagai kompetisi untuk memotivasi
pendidik, tenaga Pendidikan dan siswa untuk lebih berprestasi. Kepala Sekolah
senantiasa memotivasi, memfasiltasi dan menganggarkan kegiatan yang mendukung
semua warga sekolah bisa berprestasi. Kompetisi yang didikuti antara lain;
Lomba Inovasi digital yang diselenggarakan oleh Google for Education dan lomba
Adoption PMM terbaik di kota Pekalongan.
4.
TTS (Tutor Teman Sebaya/Sejawat)
Kegiatan pelatihan dan Sabtu berbagi lebih efektif dan efisien dengan metode tutor teman sebaya. Guru yang telah menguasai teknologi digital dengan baik berbagi ilmu dan keterampilan pada teman-teman guru yang belum menguasai dengan baik. Belajar PMM bersama diawali dengan memberikan pelatihan membuat aksi nyata menggunakan canva. Guru sangat antusias dan tertarik belajar membuat aksi nyata menggunakan canva. Hal ini sangat memotivasi guru untuk terus belajar PMM, hal ini terbukti SMPN 3 Pekalongan memperoleh penghargaan sebagai sekolah dengan adoption rates terbaik di kota Pekalongan.
SUMBER DAYA DAN MATERI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN STRATEGI :
Sumber Daya sekolah merupakan kekuatan sekolah
dalam mewujudkan visi digitalisasi
sekolah. Sumber daya di SMPN 3 Pekalongan, antara lain:
1.
Sumber Daya Manusia: Kepala Sekolah Penggerak, Tim Digitalisasi Sekolah,
Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Pengawas Bina/sekolah, Orang tua siswa, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Dinas
terkait, Pemerintah Kota Pekalongan dan Masyarakat sekitar.
2. Sarana Prasarana yang cukup memadai (komputer, listrik, internet) untuk
memfasilitasi pengembangan digitalisasi sekolah
3. Lingkungan Sekolah yang mendukung sebagai sekolah penggerak, sekolah adiwiyata, sekolah ramah anak, dan pelaksana program roots
4.
Keuangan: BOS Reguler, BOS Kinerja, partisipasi orang tua
siswa
5.
Keterlibatan siswa, ortu siswa, dan komite sekolah, mulai dari proses
perancangan digitalisasi sampai
dengan pelaksanaan, refleksi dan evaluasi program sekolah
DAMPAK PENERAPAN TRANSFORMASI DIGITAL SEKOLAH DENGAN
STRATEGI KOLOSE TTS
Dampak penerapan strategi Kolose TTS dalam program
inovasi teransformasi digital di SMPN 3 Pekalongan terbukti sangat efektif, hal ini dibuktikan dengan:
1.
Meningkatnya kompetensi teknologi digital siswa.
Siswa dapat membuat permainan dengan menggunakan produk google.
Pembelajaran berbasis teknologi membuat siswa antusias untuk belajar. Selain
itu keterampilan belajar siswa terus dilatih dengan merujuk pada Profil Pelajar
Pancasila. Keterampilan yang dilatih yaitu siswa mampu berpikir kritis dan
kreatif, mampu mengidentifikasi masalah dan solusi yang kreatif, mampu berpikir
lateral dan menemukan solusi yang tidak terduga, mampu mengevaluasi solusi
secara objektif, komunikasi yang efektif, mampu menyampaikan ide dan argumen secara
jelas dan meyakinkan, mampu mendengarkan dan memahami pendapat orang lain,
mampu bekerja sama dalam tim untuk menghasilkan produk atau karya yang
berkualitas, kerja sama, mampu berkontribusi dan menyelesaikan tugas
bersama-sama, mampu menghargai perbedaan pendapat, mampu menyelesaikan konflik
secara konstruktif.
2.
Meningkatnya kompetensi teknologi digital pendidik dan tenaga
kependidikan.
Dalam jangka waktu 2 bulan 2 prestasi dicapai oleh SMPN 3
Pekalongan, yaitu sebagai sekolah Terbaik dalam Pelatihan Transformasi Digital
Sekolah dari Google for Education dan Sekolah dengan Adoption Rates PMM Terbaik
Jenjang SMP di Kota Pekalongan. Kemampuan
guru yang semakin meningkat diikuti dengan kegiatan pembelajaran yang
difasilitasi guru semakin kreatif dan inovatif menggunakan berbagai teknologi
digital.
3.
KS, guru dan tenaga kependidikan semakin termotivasi meningkatkan
manajemen dan promosi sekolah menggunakan teknologi digital. Pembuatan Microsite
merupakan upaya pemanfaatan digitalisasi sekolah untuk mengurangi penggunaan
kertas dan pemantauan yang mudah dari kepala sekolah dan pengawas. Promosi
sekolah melalui media sosial juga semakin diperluas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar